Cerita Andreanus, Pria Yogyakarya yang Dibenci Keluarganya Karena Mualaf

Ceritahit.com - Seprang pria asal Yogyakarta bernama Andreas membagikan kisahnya perihal pindah yang sulit diterima pihak keluarga.

Cerita mualaf. [Foto: Youtube]

Ceritahits.com- Seprang pria asal Yogyakarta bernama Andreas membagikan kisahnya perihal pindah yang sulit diterima pihak keluarga.

Seorang pria asal Yogyakarta harus menelan pahitnya kenyataan dibenci oleh keluarga keluarganya sendiri. Pemilik nama lengkap itu mengucap dua kalimat syahadat pada Juli 2019.

Namun keputusannya ditolak keras oleh keluarga, termasuk anak-anaknya sendiri. Kedua anak Andreanus tak lagi menganggapnya sebagai ayah. Hal itu menjadi pukulan keras bagi Andreanus. Ia tidak bisa bertemu dengan buah hatinya lagi.

"Mereka sudah benci banget sama saya. Gimana sih perasaannya kalau enggak ketemu anak? Padahal kalau dibilang ini salah siapa, ini sudah masa lalu. Karena saya berpindah (agama), saya hilang segalanya," ungkap Anderanus, dikutip dari kanal YouTube Ngaji Cerdas Rabu (26/05/2021).

Andreanus kesulitan untuk bertemu dengan kedua putranya sejak menjadi mualaf. Mereka menyalahartikan keputusan Andreanus untuk memeluk Islam. Kedua putranya mengira Andreanus meninggalkan mereka.

Tak hanya kehilangan anak, hubungan Andreanus dengan keluarga juga merenggang. Namun sikap kedua putranya itulah yang masih melukai Andreanus hingga saat ini. Mereka terus menolak jika diajak bertemu.

"Segitunya anak gue yang dulu kalau tidur sama gue. Sekarang saya tanya sama kalian yang punya anak. Bagaimana rasanya kalau udah lama enggak pernah ketemu anak, dan anak benci sama bapaknya?" kata Andreanus.

Namun pada saat itu Andreanus belum bisa menjalani ibadah seperti orang Islam karena tidak mengerti apapun.

Pada Desember 2019, sempat terbesit pikiran untuk kembali ke Kristen agar Andreanus dapat berkumpul bersama anak-anaknya. Namun tekad Andreanus sudah bulat. Ia tetap memilih Islam dan menjalankan hidup sebagai seorang mualaf.

"Kalau disuruh memilih anak atau agama, saya tetap pilih agama saya karena semua itu (anak) adalah titipan (Tuhan). Sebenci apapun anak gue, mereka tetap anak gue. Jadi gue tetap di Islam. Bagaimanapun itu gue tetap di Islam," ujarnya.

Sungguh-sungguh Masuk Islam

Lampiran Gambar

Keputusan Andreanus dalam memeluk Islam tak pernah goyah. Meski hubungan Andreanus dengan keluarganya belum juga membaik, ia tetap konsisten dengan pilihannya itu.

Mantap jadi mualaf, Andreanus masih kebingungan menjalani hidup sebagai orang Islam. Ia tidak mengerti tata cara beribadah dengan agamanya yang baru. Namun ia tersadar ketika melihat tanggal Idul Fitri yang semakin dekat.

"Bulan Mei 2020 sudah lebaran, gua belom bisa shalat.  Saya belajar beberapa minggu di Masjid. Saya ngekost pindah-pindah. Akhirnya saya hafal ayat kursi. Bulan Februari saya sudah bisa shalat," ungkapnya.

Dalam waktu singkat, Andreanus juga sudah pandai membaca Al-Qur'an. Bagi Andreanus, ada sensasi 'candu' ketika ia membaca ayat-ayat Al-Qur'an. Ia bahkan mampu menghafal beberapa surah pendek dengan sendirinya karena terbiasa.

Telah nyaman dengan kehidupan barunya sebagai mualaf, Andreanus kemudian membuat video dan mengunggahnya di YouTube untuk diperlihatkan kepada keluarga.

"Bulan Maret saya bikin video menyatakan alasan kenapa saya pindah agama. Saya bikin itu dengan maksud untuk memberi tahu keluarga saya, bukan buat jadi YouTuber," ucapnya.

Tekad Andreanus yang begitu bulat tidak datang tanpa alasan. Sebelum jadi mualaf, Andreanus mengaku sempat menjadi pendebat Islam. Simak di halaman berikutnya.

Andreanus dilahirkan sebagai orang Katolik sebelum memeluk Islam. Diakui Andreanus, ia sempat mempertanyakan kebenaran Islam hingga kerap memperdebatkan agama tersebut di media sosial.

"Saya ini dulunya pendebat Islam. Ada dulu sampai musuhan sama teman saya yang seorang ustaz. Saya masuk Islam ironisnya karena Alkitab," ungkap Andreanus.

Andreanus mendapat pencerahan ketika membaca suatu ayat di dalam Alkitab. Ia menemukan sejumlah perilaku umat Islam di dalam Alkitab.

"Saya mendalami selama 2,5 tahun baru akhirnya sadar. Ada beberapa ayat. Ada diceritakan mereka bersujud, melepas alas kaki ke tempat ibadah. Itu semua dilakukan umat Islam kan?" kata Andreanus.

Pria yang sehari-harinya bekerja sebagai pemilik kedai kopi itu pun mantap memeluk Islam. Ia percaya dirinya tidak meninggalkan Tuhan meski berpindah agama.

"Saya meninggalkan Kristen, tapi saya tidak meninggalkan Tuhan," pungkasnya.

Hingga saat ini, Andreanus masih berusaha memperbaiki hubungan dengan keluarganya. Ia berhasil kembali menjalin silaturahmi dengan sang kakak. Namun ia masih berupaya mendapatkan hati kedua anaknya kembali.

"Aldo, Raffa. Ayah enggak akan pernah ninggalin kalian. Jangan berpikir ayah benci. Jangan berpikir saya tidak sayang sama anak-anak. Setiap hari saya nangis. Bagaimanapun ayah sayang banget," lirihnya. [*/win]

Dapatkan update berita terkini, berita selebriti, hot gosip, tips, info kesehatan, berita bola dan pertandingan, musik dan film setiap hari dari Ceritahits.com di Google News.

Baca Juga

Kondisi cerita bayi kembar siam lahir di Pariaman, Sumatera Barat berurai air mata keluarga pasien RSUP M. Djamil Padang, Kamis (22/9/2022).
Cerita Bayi Kembar Siam di Pariaman Sumbar, Keluarga Hanya Bisa Pasrah
Perkaya Konten Digital Kreatif untuk Dukung Perkembangan Industri Film dan Gaming Tanah Air
Love in Game, Serial Orisinal by MAXstream Tayang Hari Ini
Anya Geraldine Cantik dan Berkelas di New York Fashion Week
Anya Geraldine Cantik dan Berkelas di New York Fashion Week
Ceritahits.com - Seorang pria di Sukodono, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur tega membakar anaknya hidup-hidup. Tak hanya itu, pria berstatus suami itu juga bakar istrinya di rumah. Warga pun tak berani mendekat ketika mendengar teriakan korban minta tolong.
Candu Nonton Film Dewasa, Pria di Sukodono Bakar Istri
Cerita Effendi Simbolon Usai Sebut TNI Gerombolan Hits
Nyawa Terancam, Cerita Effendi Simbolon Usai Sebut TNI Gerombolan Hits
Ini Penyebab Turunnya Kualitas Jaringan Telkomsel di Sumbar
Ini Penyebab Turunnya Kualitas Jaringan Telkomsel di Sumbar