Ceritahits.com - Seorang profesor di Jerman bahagia karena menerima dana hibah yang begitu fantastis. Setelah proposal penelitian baterai lulus seleksi.
Dananya sebesar 2,5 juta Euro atau Rp.37.835.041.225. Profesor dan tim meneliti energi baterai dalam berbagai ukuran di Jerman, penelitian ini mereka sebut FutureBAT dan atau energi baterai masa depan.
Penelitian energi baterai tersebut di pusatkan di Universitas Jena, Jerman. Sekaligus pusat energi dan kimia lingkungan (CEEC Jena).
Dana 2,5 Juta Euro tersebut merupakan grant dari European Research Council (ERC). Sementara penerima dana hibah penelitian ialah Prof. Ulrich S. Schubert.
Profesor dan ahli kimia, ilmuwan material akan melakukan penelitian energi baterai aliran redoks berbasis polimer, suatu pengembangan bahan aktif organik baru selama lima tahun kedepan.
Menurut Prof. Ulrich S. Schubert, pendanaan ERC Advanced Grant membuktikan sekali lagi bahwa mereka mendapat kepercayaan dan berada di jalur benar.
Apalagi penelitian tersebut untuk menciptakan penyimpanan energi yang hemat sumber daya dan berkelanjutan untuk dunia masa depan.
"Penelitian kami merupakan fakta, sehingga ERC memilih dan mendukung proyek penelitian energi. Kemudian dukungan ini merupakan penghargaan paling berharga dari UE untuk para peneliti top, Sehingga makin termotivasi untuk melakukan penelitian," ujarnya.
Baca Juga: 41 Nagari Sumbar Dukung Pengelolaan Perhutanan Sosial
Baca Juga: Teliti Soal Hijab, Wanita Amerika Serikat Ini Putuskan Mualaf
Presiden Universitas Jena, Prof. Dr Walter Rosenthal, mengucapkan selamat kepada Ulrich S. Schubert atas persetujuan proposal penelitiannya.
"Kami sangat senang dengan pendanaan ERC. Penghargaan ini menegaskan reputasi yang sangat baik bahwa penelitian baterai kami dan Tim Schubert nikmati secara internasional," ucapnya.
Menteri Sains Thuringia, Wolfgang Tiefensee menyatakan, bahwa penghargaan dari ERC Research Grant sebagai penghargaan ilmiah untuk Profesor Schubert dan seluruh timnya.
"Keputusan tersebut merupakan bukti keunggulan ilmiah dan reputasi tinggi yang kini terpusat di Jena, terutama bidang penelitian baterai," ungkap Tiefensee.
Baterai Aliran Redoks Berbasis Polimer
Dalam penelitiannya, Prof Schubert mempelajari apa yang disebut baterai aliran redoks (RFB).
"Satu-satunya jenis baterai di mana daya dan kapasitas secara intrinsik dapat bervariasi secara independen satu sama lain, yang membuat jenis baterai ini sempurna untuk aplikasi stasioner yang dapat diskalakan," jelas ahli kimia Jena.
Baterai baru bekerja berdasarkan elektrolit berair dengan makromolekul organik (plastik). Sistem baterai ini memungkinkan penggunaan membran dialisis murah, bersama-sama dengan larutan garam pH-netral sebagai elektrolit.
"Sistem bekerja, seperti yang telah di buktikan oleh sampel laboratorium pertama. Namun, mereka masih memiliki keterbatasan yang signifikan dalam hal kapasitas, masa pakai dan stabilitas suhu," ujar profesor di Jerman.
Dalam proyek FutureBAT yang baru, pembatasan seperti itu harusnya di hilangkan. Secara konkret, tim Jena ingin meningkatkan kepadatan energi, jendela suhu, efisiensi dan masa pakai baterai.
Hal ini memungkinkan pengembangan bahan aktif organik baru. Profesor Schubert dan timnya ingin mencari molekul baru dan menggabungkannya dengan peningkatan bahan polimer saat ini di tingkat molekuler.
Akibatnya, sifat baru menjadi mungkin, misalnya, baterai isi ulang foto baru atau RFB yang berisi semua spesies bermuatan dalam satu tangki, Schubert melihat ke depan.
"Kami mengharapkan terobosan terobosan di bidang baterai aliran redoks berbasis polimer," kata Prof. Schubert.
"Pendanaan dari ERC Advanced Grant sekarang akan membantu kami untuk menjadi salah satu tim peneliti internasional terkemuka di bidang penelitian baru ini juga di masa depan." [*]