Ceritahits.com - Jelang Musda ke IV IJTI Sumbar (Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia) semakin memanas. Bukan saja nama bakal calon ketua, publik juga mengupas tentang AD/ART IJTI Sumbar.
Lalu seperti apa pedoman pemilihan Ketua IJTI Sumbar? Menurut Wahyudi Agus, jurnalis tvOne di Sumatera Barat, pemilihan harus sesuai dengan pedoman Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IJTI.
"AD/ART merupakan nafas maupun roh dalam suatu organisasi apapun. Mengatur pokok dasar-dasar dalam berorganisasi," katanya.
Ia pun tidak menampik tentang nama petahana yang muncul kembali. Menurut pendiri IJTI Sumbar berdasarkan mandat IJTI Pusat tahun 2010, siapa saja boleh mengemukakan pendapat dan mengusulkan bakal calon ketua Pengda IJTI.
Hanya saja kata Kak Yoed, tetap dalam koridor nafas aturan organisasi yakni AD/ART. Yang telah sah dalam Kongres ke VI IJTI, pada 30 Oktober 2021 di Senggigi, Lombok, NTB.
"Saya yakin yang ikut mewakili IJTi Sumbar waktu itu pasti sudah membaca dan paham peraturan dasar tersebut," ungkap Wahyudi Agus.
Menukil AD/ART ikatan jurnalis itu, tertuang dalam Pasal 16 tentang Masa dan Rangkap Jabatan. Bunyinya: anggota Dewan Pengurus dan Pengurus Daerah tidak boleh menduduki jabatan yang sama lebih dari dua kali berturut turut.
Kedua: Seseorang tidak boleh menduduki jabatan rangkap dalam kepengurusan maupun keanggotaan Dewan Pertimbangan.
Kemudian dalam Pasal 17 terkait kongres di Ayat 1, Kongres menetapkan tiga poin dan pada poin huruf a berbunyi menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta Kode Etik IJTI.
"Artinya, Ad dan Art IJTI itu sudah jelas dan terang benderangkan menjelaskan. Sehingga tidak boleh lagi memelintir sedemikian rupa, dan jika ingin mengubahnya, mari kita tunggu kongres mendatang," imbuhnya.
Wahyudi Agus kecewa dengan munculnya asumsi bahwa jabatan ketua lebih dari satu periode tidak diatur dalam Ad dan Art IJTI.
Walau demikian, penerima IJTI Pusat tahun 2010 dari Prasetyo Soedrajat, Sekretaris Jenderal IJTI Pusat berharap untuk saling memahami.
"Saya meyakini rekan-rekan kita mungkin belum membaca dan memahami. Walau IJTI itu dinamis namun memeriahkan Musda IV kali ini jangan pula keluar koridor," tutupnya. [*]