Ceritahits.com - Menteri Kehakiman Singapura K Shanmugam menyebut, salah satu pendukung ustadz Abdul Somad (UAS) Batubara. Akan melancarkan serangan model 11 September (9/11) 2001.
Tidak itu saja sambung Shanmugam, bakal mengusir duta besar serta diaspora Singapura di Indonesia. Bila Singapura tidak menyampaikan permohonan maaf 48 jam.
Ancaman tersebut muncul pasca Abdul Somad Batubara (ASB) tidak mendapat izin masuk. Setiba di terminal Feri Tanah Merah, Singapura, Senin (16/5/2022).
MHA menuding ceramah UAS telah meradikalisasi warga Singapura. Sampai-sampai remaja berusia 17 tahun teradikalsasi akibat khutbah Abdul Somad.
"UAS sudah lama berada dalam radar pemantauan otoritas Singapura. "UAS sudah lama berada dalam radar pemantauan otoritas Singapura. Karena menyebarkan ajaran ekstremis, segresi. Masyarakat multiras dan multiagama tidak menerimanya," tulis Kementerian Singapura, Selasa 17 Mei, 2022.
Secara terang-terangan Shanmugam menyampaikan, kalau ajaran UAS berdampak secara global. Shanmugam membeberkan tentang ceramah Abdul Somad yang meradikalisasi warga Singapura.
Beberapa di antaranya terkait bom bunuh diri adalah sesuatu yang benar dan merupakan aksi martir jika dilakukan untuk konflik Israel dan Palestina.
Shanmugam juga mengkritik Ustadz Abdul Somad karena mengklaim Singapura bagian dari tanah Melayu.
"Baginya kedaulatan Singapura tidak relevan. Banyak pendukung UAS di Indonesia yang kesal dan terang-terangan menyerang Singapura bersikap tidak hormat terhadap Islam dan ulama cendekiawan.”
Menteri negara itu menegaskan, pemerintah Singapura akan menahan dan memenjarakan siapa pun di negaranya bila mengucapkan hal-hal dari ajaran UAS.
"Ajarannya, bahasa, dan retorikanya jelas-jelas sangat memecah belah. Kita adalah negara yang menjaga keharmonisan antara ras dan agama satu sama lain," kata Shanmugam, kantor Kemendagri Singapura.
Pemerintah negara Singapura angkat bicara, menjawab tentang penolakan kedatangan Abdul Somad Batubara, di Terminal Feri Tanah Merah, Singapura, Senin (16/5/2022).
Sementara, akun Instagram pendukung UAS yang menyatakan hal itu hilang. Setelah Meta menganggap tulisannya melanggar standar komunitas pengguna media sosial itu. [*]